Jumat, 09 Maret 2012

KEDAHSYATAN FIKIRAN



A.     Kisah Masa Kecil
Ia masih duduk di bangku SLTP, berperawakan kecil dan lemah. Seringkali kalah dalam bersaing dengan temannya ketika harus berlomba, dan dan sedemikian keteteran ketika mengikuti irama sebuah permainan, apapun permainannya. Sore itu ia tengah duduk bersama ibunya menyaksikan siaran TV. Puter sana puter sini tak ada yang cocok, makhlumlah TV sekarang sangat beda dengan TV dulu, yang sekarang menawarkan banyak kelebihan dan kita bisa bebas memilih tayangan apapun yang kita suka dengan mengganti chanelnya. Padahal dulu kita hanya punya 1 yakni TVRI sehingga mau tidak mau suka tidak suka  tetap dinikmati.
Ia masih setia mengganti chanel hingga ada TV swasta yang menayangkan materi pendidikan, yakni program pertukaran pelajar indonesia keluar negeri. Si ibu begitu gembira menyaksikan tayangan itu, dan bangga dengan si anak yang di TV, dan gambaran wajah bangga ini ditangkap oleh si gadis SKTP tersebut dengan kuat. Baru sekarang dia melihat bagaimana ibu sedemikian bangga dengan seseorang. Baru sekarang  ia menangkap ibunya hampir tidak bisa menelan ludah tersekat menahan haru yang sangat, seolah mengobarkan patriotisme keberhasilan. Dan dengan perasaan mantap  si anak mengatakan “bu, aku ingin seperti itu”. Si ibu tersentak....”hemm,,,apa mungkin Ren” demikian si ibu memanggil anaknya yang bernama renata. “iya bu,...aku ingin dan ingin bisa seperti yang di TV itu, pergi keluar negeri dalam program pertukaran pelajar indonesia ke Amerika”. Sekali lagi memandangi putrinya yang kecil dan lemah, mengangguk tidak percaya putrinya akan mencapainya?....mengapa ? karena tidak ada satupun indikasi yang mencerminkan kemampuan putrinya bisa pergi ke Amerika.

B.     Keinginan Yang Tulus

Waktu telah berlalu, Renata tetap mengingat kuat bagaimana ibunya sebegitu bangga dan haru akan tayangan TV tersebut, dan setiap kali mengingat bagaimana wajah ibunya, menggugah semangatnya lagi. Dari wajah ibunya yang menggelora bangga dan penuh haru, dan ia tahu jawabannya yakni hanya dengan mengantarkan dirinya sendiri pada program pertukaran pelajar tersebut maka ia akan membuat bangga ibunya. Iya pertukaran pelajar ke Amerika.

C.     Dan Tuhanpun Menuntunnya

Dan seolah tuhanpun menuntunnya untuk memasuki sekolah yang memungkinkan ia bisa mencapai tujuan, yakni dengan melihat lagi wajah kebanggaan dan keharuan ibunya, dan tentu saja sekarang adalah wajah kebanggan dan keharuan atas dirinya. Itulah yang Renata harapkan, dan sekolah itu adalh sekolah SMA 2 Madiun. Dan pada saat kelas 1 ada pengumuman program pertukaran pelajar indonesia ke Amerika AFS, badannya bergetar, wajahnya memerah, jantungnya berdesir, inilah waktunya. Iapun memantapkan diri untuk coba-coba mendaftar.

D.    Belajar Kepada Yang Terbaik
Renata adalah anak yang lemah tapi bukan lemah kemauan, meski prestasi pelajarannya tak secemerlang teman-temannya ia tetap termasuk pelajar yang gigih. Meski fisiknya tak sesehat teman-temannya yang berprestasi di olahraga, ia tetap berjuang semampu mungkin. Dan kegigihannya serta keoptimalannya yang biasa ia jadikan prinsip akan diterjemahkan ulang dalam seleksi program pertukran pelajar ini. Ia memutuskan untuk belajar kepada yang terbaik. Maka dicarilah daftar kakak kelasnya yang pernah mengikuti program ini, ditanyakan bagaimana cara lolos, apa strateginyadan runtutan pertanyaan lain seperti wartawan mengoreksi pribadi artis,dll. Semua dia tanyakan, termasuk kepada kakak-kakak lain sebagai bahan pertimbangan. Dan tibalah saatnya dia mengikuti test tersebut mulai dari tingkat sekolah, tingkat kota, tingkat profinsi hingga tingkat nasional.

E.     Kekuatan Fikiran
Semua berlalu hingga suatu ketika menyampaian materi tentang kekuatan fikiran di depan kelas. Bahwa fikiran kita adalah energi dimana apa-apa yang kita fikirkan dan kita beri emosi yang tepat akan jadi kenyataan. Mengambil contoh tentang postur tubuh yang dimana ia dulu memiliki postur kerempeng. Saat melihat TV dimana programnya adalah sinetron dengan menggambarkan seseorang yang makmur dengan posture gemuk. Maka ia berkeinginan memiliki posture gemuk tersebut. Dan 20 taahun berikutnya semua menjadi kenyataan. Si kerempeng itu menjadi gemuk.
Seperti yang diTV dengan tingkat kemakmuran yang sedang mengikuti apa-apa yang diTV. Maka Renata berfikir “saya harus hati-hati dengan kekuatan pikiran saya” , dan ketika mempersilahkan siswa-sisiwi untuk berkomentar ada 1 anak yang berdiri dan mengatakan fakta yang menguatkan cerita, dia menceritakan sesuatu yang membuat bulu kuduk berdiri. Dia lolos seleksi AFC program pertukaran pelajar indonesia amerika dan tengah mempersiapkan berbagai hal untuk berangkat, rasa haru dengan mata berkaca-kaca atas fakta ini. Mengapa karena anak tersebut adalah Renata.

PELAJARAN YANG BISA DI AMBIL
DARI KISAH NYATA TERSEBUT

            Bahwa impian seseorang suatu saat akan menjadi kenyataan asalkan diyakini. Bisa jadi orang lain meremehkan akan apa yang menjadi tujuan dan impian kita, tetapi selagi komitmen dengan tujuan tersebut dan dengan cara belajar kepada orang yang lebih berhasil di bidang yang kita capai maka 99% keberhasilan sudah tercapai, selebihnya hanya faktor keberuntungan.
            Maka pastikan kita mempunyai tujuan yang jelas dalam hidup ini, dan tujuan itu yang akan mengarahkan apa saja yang harus kita lakukan dalam hidup ini. Dan selagi kita berada dalam lingkungan yang tepat, maka kitapun akan sukses sebagaimana lingkungan mengarahkan dan mendidik kita. Maka pilihlah lingkungan yang sesuai dengan tujuan masa depanmu.

Dikutip dari: ERA EXCELLENT


Tidak ada komentar:

Posting Komentar